Kopi Pujaan di Sentra Anggur Swan Valley - NG TRAVELMATE #5

Agustus 31, 2016

Fiori Coffee, roastery terkemuka di Australia Barat

Setengah jam ke utara berkendara dari jantung kota Perth, sudah disambut permadani luas kebun anggur yang bersejarah. Perth memang tahu caranya memanjakan warga dan wisatawan secara paripurna. Tersebutlah Swan Valley yang masyhur menjadi sentra penghasil wine tertua di Australia Barat. Berkunjung ke sana, saya memungut kejutan. Namun, ini bukan tentang kenikmatan wine, tapi segelas kopi penuh cerita di tengah kebun anggur.

Kota tua Guildford menjadi gerbang memasuki kawasan Swan Valley. Kota yang dirangkai James Stirling dalam pengembangan koloni Sungai Swan tahun 1829 bersama Perth dan Fremantle ini tampak tenang dengan aneka bangunan bersejarah yang terjaga. Dari dalam mobil, saya melintas saja dan menyaksikan ragam bangunan kolonial, toko antik, gereja tua, dan suasana desa yang berderetan ramah. Guildford diklasifikasikan sebagai “Kota Bersejarah” oleh Badan Pelestarian Australia. Kebun anggur dan wine turut menyusun sejarah perkembangan Gulidford.

Kisah wine di Swan Valley bermula sejak Thomas Waters memroduksi wine dari panen kebun anggur Olive Farm miliknya pada 1834. Kebun anggur meluas dan menghampari seantero daratan Swan Valley yang subur. Kebanyakan kebun anggur Swan Valley dimiliki keluarga imigran Eropa yang bermukim sedari awal dan kini sudah melintas 5 generasi. Narasi lebih dari 180 tahun anggur Swan Valley berlanjut pada lebih dari 40-an kilang anggur dan 6 pabrik bir. Swan Valley pun menjadi tujuan wisata anggur terkemuka di Australia.


***

Di Upper Reach lah saya berjumpa langsung dengan wine buatan Australia Barat. Laura Pearse, sang pemilik, menyambut dan langsung menawari aneka wine hasil produksi kilang anggurnya. Beberapa kawan NG Travelmate gandrung menyeruput beberapa gelas suguhan wine. Saya memilih untuk mendengar Laura berkisah sekilas usaha yang dikelola secara keluarga. Maklum, dalam keyakinan Muslim saya, wine bukanlah minuman yang halal diteguk. Namun, saya tetap antusias di sini karena menjemput pengetahuan baru seputar produksi wine dari hulunya.  

Laura mengajak ke dalam gudang wine. Berkondisi pada suhu ruangan yang sejuk, tong-tong anggur diletakkan secara rapi bertingkat-tingkat. Bukan sembarang, bahan kayu tong ini berasal dari oak berkualitas sumurung yang didatangkan dari Prancis. Saya menemukan anggur yang telah disimpan dan difermentasikan di dalam tong sejak tahun 2011. Lainnya berasal dari aneka tahun yang tertera di permukaan tong. Di ruang sebelahnya, terdapat instalasi pengolah anggur menjadi wine. Setelah jangka waktu tertentu, wine di tong oak lalu dikemas dalam botol dan dilabeli merek Upper Reach.

Seluruh wine Upper Reach berasal dari kebun anggur milik sendiri. Laura memperlihatkan hamparan kebun anggur berhektar-hektar yang memeluk anggunnya bangunan restauran dan butik wine-nya. Di kebunnya, ditanam anggur bahan baku terbaik wine seperti Sparkling Chardonnay, Chardonnay, Verdelho, Merlot, Shiraz, Cabernet Shauvignon dan raisin-ed Muscat.

Saya menelusur lajur-lajur kebun anggur yang tumbuh subur. Sayangnya, saat itu adalah musim gugur. Buah anggur telah purna panen di puncak musim panas. Sekarang, anggur sudah masuk kilang dan pohon anggur dibiarkan. Musim dingin telah menanti sebagai jadwal untuk memangkas pohon. Lalu bunga anggur pun siap bersemi dan berbuah kembali di awal musim semi.

Namun, tak semuanya serempak di Swan Valley. Beruntung, saya bisa menjumpai sekelompok petani yang sedang memanen anggur di kebun tetangga Upper Reach. Kebaikan hati perempuan pemetik mengantar saya untuk menjajal langsung anggur yang baru dipetiknya. Sungguh rasanya berbeda daripada anggur yang biasanya saya konsumsi di pasaran. Lebih manis dan berkadar alkohol.

Swan Valley tak semata-mata soal anggur dan wine. Saya menjajal ragam produk madu dari pohon khas Australia Barat di House of Honey. Ternyata rasa madu bisa bervariasi, tergantung dari pohon induk madu. Madu Jarrah yang langka adalah favorit saya. Saya juga menyambangi pabrik Mondo Nougat yang menawarkan nougat – sejenis permen empuk dari campuran madu, gula, susu, dan kacang-kacangan – terbaik dan Morish Nut.

Di lanskap pangan Australia Barat, Swan Valley memang kondang sebagai sentra produk pangan artisan yang berkualitas dan unik semacam coklat, manisan, es krim, keju, minyak zaitun dan kopi.


***

Untunglah ada Oakover Grounds di tengah kebun anggur yang membuat saya bisa menikmati Swan Valley penuh renjana. Bukan soal wine-nya, tapi perihal kopinya. Saya merupakan pecinta kopi yang tentu sangat berbahagia tatkala menjumpai sebuah kedai kopi yang lengkap dengan roastery. Di Oakover Grounds, terdapat Fiori Roastery yang namanya tersohor di jagat perkopian Australia, khusunya di bagian barat.

Australia memang bukan penghasil kopi utama di dunia. Namun, gaya hidup minum kopi di Australia menjadi barometer perkembangan kopi modern. Di Australia, tumbuh banyak roastery dan kafe yang mampu menghidangkan kopi bercita rasa jempolan. Menemukan Fiori Roastery, rasanya Perth bisa dibilang tak kalah dibanding Melbourne yang populer sebagai salah satu ibu kota kopi dunia. Saat melancong ke Melbourne, saya sampai agendakan khusus untuk berkunjung ke kedai-kedai kopi uniknya di penjuru kota. Di Perth, saya berjumpa kedai kopi flamboyan di tengah kebun anggur.

Megan membolehkan saya untuk melihat ruang roastery-nya. Seperangkat alat roasting yang berkapasitas besar dan modern sedang dioperasikan oleh roaster dengan cermat. Berkarung-karung grean beans coffee tertumpuk di gudang. Fiori Coffee yang berdiri sejak 2006 ini terspesialisasi memroduksi biji kopi berjenis arabica dari berbagai daerah di seluruh dunia. Saya menyimak ada biji kopi ‘single origin’ dari Baba Budan – India, El Suyatal – Nikaragua, North Kwanda – Burundi, Alto Palomar – Peru, Mexico Organic dan Panama. Nama-nama region ini terpampang lugas pada area roastery.

“Kami berusaha untuk memunculkan karakter dan profil rasa kopi yang berasal dari keunikan dari daerah asal kopi kami.” ungkap Dan Ainsley, roaster Fiori Coffee.

Saya pesan cold brew – kopi yang diseduh dingin – dari biji kopi asal Panama. Begitu disruput, cold brew Fiori menjejakkan cita aroma buah berry yang nikmat. Kopi, ketika diolah dengan profesional dan diseduh dengan metode yang ketat, bisa memunculkan aneka aroma. Rasa seputar buah-buahan, kacang  dan rempah bisa terjejak di lidah kita. Bagi saya, kopi ini layak jadi suguhan ala wine. Bagi sebagian masyarakat Arab, kopi dikenal sebagai wine-nya orang muslim. Kata kopi berasal dari qahwa dari bahasa Arab yang secara etimologi bisa berarti sebagai ‘jenis dari wine’.

Kopi saya tak butuh lama untuk menulis riwayatnya di tengah kebun anggur. Ia tandas dalam beberapa sruput. Segelas kopi ini cukup untuk merayakan kenikmatan bertamasya minuman di Swan Valley, meski bukan segelas wine. Namun, tentu saja segelas kopi masih kurang untuk mengesankan dinamika kopi Australia Barat. Saya pun membungkus 250 gram Fiori Coffee El Suyatal – Nikaragua untuk diseduh bersama sahabat saya yang menggandrungi kopi di tanah air. Ihwalnya, agar mereka mafhum bahwa Australia Barat juga punya kopi pujaan. 


Catatan:
Tulisan "Kopi Pujaan di Sentra Anggur Swan Valley" telah tayang di Majalah National Geographic Indonesia Traveler edisi Bulan Juli 2016. Tulisan di blog saya ini sedikit berbeda dengan versi yang ditayangkan di majalah NG Traveler. 


Video perjalanan di Australia Barat dalam NG Travelmate



Perjalanan di Australia Barat ini terlaksana bersama NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA - www.nationalgeographic.co.id dan TOURISM WESTERN AUSTRALIA BOARD - www.westernaustralia.com dalam tajuk acara NG TRAVELMATE. Selama 6 hari (5 - 10 April 2016), saya mengeksplorasi pesona Australia Barat. Ada 11 tulisan dalam rangkaian perjalanan ini dan sebelumnya merupakan 'assignment' dari National Geographic Indonesia. Beberapa tulisan sudah tayang di majalah NG TRAVELER dan laman www.nationalgeographic.co.id.

Berikut ini, sebelas tulisan tentang pengalaman saya merayakan pesona Australia Barat yang mengagumkan. Kamu harus membaca semuanya...


Selamat membaca dan menarik kisah perjalanan yang lebih bermakna...

You Might Also Like

2 komentar

  1. Beberapa temanku malah aneh mas, minum kopi dicampur minuman alkohol :-(
    Tapi seru juga sih itu, di antara kebuh anggur ada juga tempat buat ngopi hehhhehhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaah iku bikin nggliyeng pasti mas.. kopi campur alkohol.. padahal enak2 ngopi kok isih dicampur.. :D

      Hapus

Twitter @iqbal_kautsar

Komentar Pembaca

BACA LEBIH BANYAK